
Beberapa hari ini kita disuguhkan dengan tayangan berita tentang aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, kekerasaan agama bukan sekali ini terjadi di negeri kita, baik dengan jalan terang-terangan mau pun sembunyi-sembunyi. entah mereka memahami esensi ajaran agama atau tidak. sebab sejatinya tidak ada satu pun agama di muka bumi ini yang melegalkan kekerasan terorisme dan sejenisnya. semua agama mengajarkan tentang cinta kasih dan perdamaian. semua agama mengajarkan bagaimana manusia untuk hidup saling mengasihi saling meyayangi. semua agama mengajarkan kebaikan dan kemuliaan hidup. memakmurkan dan merawat alam semesta anugrah yang Maha Kuasa.
Aku teringat tulisan kang Jalal dalam bukunya Psikologi agama, bab 1 halaman 14 yang kalau aku tulis kembali sebagai berikut :
“Seorang lelaki menemui Rasulullah SAW, dan bertanya, ” Ya Rasul, apakah agama itu?”. Rasulullah SAW bersabda, “Akhlak yang baik”. Kemudian Ia mendatangi Rasulullah SAW dari sebelah kanannya dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Dia bersabda, “ Akhlak yang baik“. Kemuadian Ia mendatangi Rasulullah SAW dari sebelah kirinya, “Apakah agama itu?“. Dia bersabda, “akhlak yang baik”. kemudian ia mendatanginya dari belakang dan bertanya, “Apakah agama itu?’. Rasulullah SAW menoleh kepadanya dan bersabda, “belum jugakah engkau mengerti? agama itu akhlak yang baik, sebagai misal, janganlah engkau marah“.
Dari kutipan ini sepertinya sangat jelas bahwa indikator orang beragama adalah akhlaknya. ini sangat penting sebeb perilaku kita akan menunjukan seberapa jauh kita dalam mengamalkan ajaran agama. jawaban Rasulullah sangat simpel akan tetapi mengandung makna yang sangat dalam dan mungkin ini yang tersulit bagi seorang yang mengaku beragama, berakhlakulkarimah sebagaimana dicontohkan oleh Beliau bagianda Nabi Agung Muhammad SAW.
Silakan: Download Al-targhib wa Al-Tarhib karya Al-Imam Al-Khafid Al-Adzim bin Abdul Qowi Al-Mundzir
Meminjam istilah dalam bahasa Sansekerta bahwa kata agama berasal dari dua kosa kata, yaitu a dan gama, a sering diartikan sebagai tidak dan gama diartikan kacau. jadi sederhananya definisi agama secara bahasa adalah tidak kacau atau kondisi tidak kacau. jadi jika kita senang dengan kekacauan atau tindakan apa saja yang menyebabkan terjadinya kekacauan maka kita tidak disebut sebagai orang beragama. menciptakan kedamaian dan keharmonisan atau ketidakkacauan adalah bagian dari akhlak yang baik, dimana akhlak yang baik itu sendiri adalah bagian dari agama. bagaimana dengan diri kita? sudahkah menjalankan amanat dari agama?? jawabanya ada dalam diri kita sendiri.