
Sebenarnya agak malas untuk menulis permasalahn ini, mengingat mungkin sudah banyak yang mengulas di sana sini, di media ini di media itu, tetapi rasanya ada yang kurang dan mengganjal dalam pikiran jika ini tidak segera dituangkan dalam tulisan sederhana.
Beberapa hari yang lalu, seorang Ibu dengan anaknya datang ke rumah, bermaksud untuk mengambil uang tabungan yang jumlahnya tidak banyak, sambil berkeluh kesah dengan kondisi keuangannya yang makin menipis sementara pekerjaan banyak yang diliburkan imbas wabah covid-19. kasus ibu ini bukan sekali saja aku temukan semenjak ada aturan work from home atau stay at home.
Di beranda facebook, di sebuah group pendidik, sebuah update status sedikit menggelitik isi fikiranku. intinya menanyakan tentang anggaran kuota internet selama work from home. beberapa komentar yang aku baca mencoba memberikan solusinya. meski pun mungkin agak susah dikerjakan juga.
Lain lagi dengan status teman yang kategorinya sudah menengah keatas, yang menanyakan tentang gaji ke 13 dan ke 14, apakah akan cair ditengah wabah covid 19? wah pertanyaannya susah juga yah, apalagi mungkin pembacanya bukan menteri keuangan yang tahu seluk beluk keuangan negara.
Kasus-kasus diatas hanyalah sebagian kecil saja yang saat ini sedang terjadi dan bergejolak di tengah masyarakat kita. memang sangat dilematis sekali, terutama bagi rakyat kecil dengan ekonomi menengah kebawah, lebih-lebih bagi mereka yang harus bekerja di luar rumah, betapa terasanya akibat wabah ini. Aku sendiri lumayan merasakan dampaknya. aku yang pekerjaanya sehari-harinya sebagai salesman dengan sampingan menjadi tenaga pengajar honorer di sebuah sekolah negeri, rupanya juga harus berhadapan dengan situasi yang sangat dilematis ini.
Sebagai rakyat kecil dengan pendapatan tidak menentu, tentunya sangat berat sekali menghadapi aturan ini. satu sisi sangat ingin mentaati aturan pemerintah tetapi di satu sisi juga faktor kebutuhan menuntut untuk tetap bekerja demi sesuap nasi. dan harus diakui sampai hari ini belum ada solusi yang jitu dari pemerintah. meski pun aku yakin pemerintah sudah berupaya dengan sangat keras, agar rakyatnya terutama kaum kecil tetap bisa makan.
Tiba-tiba aku teringat akan kebijakan tentang FDS atau Full Day School yang bergulir beberapa waktu yang lalu, kebijaknnya sangat bagus hanya saja lagi-lagi kurang mempertimbangkan aspek lainnya terutama kesehatan dan kesejahteraan peserta didik dan tenaga pendidik. bagaimana tidak bekerja dari pagi sampai sore, untuk sekedar makan siang saja tidak ada anggarannya. katanya tidak boleh mengambil dari dana BOS. yah mungkin bagi yang statusnya PNS tidak masalah sebab tunjangannya sana-sini. sementara bagi mereka yang statusnya GTT atau PTT. ya paling nembah panjang catatan di kantin.
Kembali ke topik awal, dari kasus-kasus yang terjadi setidaknya ada dua permasalah besar dampak dari wabah covid 19 dan kebijakan work from home atau stay at home khususnya bagi kalangan menengah ke bawah.
pertama, masalah kuota internet, masalah ini tidak hanya dirasakan oleh guru saja sebagai tenaga pendidik tetapi juga dirasakan oleh siswa. bagaimana tidak ? andalan utama work from home adalah jalur internet, sementara untuk bisa mengakses internet dibutuhkan kuota yang harus dibeli dengan menggunakan uang. apalagi bagi mereka yang tidak mempunyai ponsel berbasis android misalnya, tentu masalahnya akan bertambah lagi.
kedua, masalah kuota perut, bahasa sederhananya orang akan bekerja dengan tenang jika perut sudah terisi, setidaknya cukuplah. ini masalah yang serius, jika tidak segera diperhatikan akan menjadi masalah besar. aku tuliskan diatas situasi yang sangat dilematis, diam dirumah dengan kondisi lapar, bisa jadi mati kelaparan atau bekerja di luar ditengah ancaman wabah yang sangat mematikan. yah benar-benar dilematis. mungkin bagi kelas menengah keatas ini tidak masalah, stok makanan dan persedian keuangan untuk tujuh turunan saja mungkin masih cukup. tapi bagi rakyat kecil yang biasa mengais rejeki dijalanan di lapangan???.
Bukan maksud untuk mengecilkan peran pemerintah, aku yakin pemerintah sudah berupaya sekeras mungkin untuk mengatasi hal ini. hanya saja mungkin karena beberapa faktor sehingga permasalahn ini belum sepenuhnya teratasi.
bersambung dulu akh…..lapar…