Berbicara tentang literasi dalam sejarah Islam seperti tak ada habisnya, semenjak wahyu pertama turun kepada Baginda Nabi agung Muhammad SAW perintah pertamanya adalah Iqra, Iqra , bacalah, bacalah, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. ini bukan pesan biasa, tapi sangat luar biasa. menjadi spirit literasi untuk umat Islam semenjak dahulu. membaca bukan hanya sekedar melihat tulisan akan tetapi juga merenungi dan memahaminya lebih dalam.
Bait al-hikmah atau rumah kebijaksanaan jika diterjemahkan leterlek alias apa adanya, merupakan perpustakan pertama yang dibangun di era kejayaan ISlam pada masa dinasti Abasiyah. tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid pada tahun 800 M. bait al-hikmah bukan sekedar perpustakaan biasa melainkan juga sebagai tempat riset atau penelitian pertama dalam sejarah Islam. disini juga terjadi proses penerjemahan besar-besaran buku-buku asing termasuk buku-buku filsafat dari Yunani. seperti karya plato, aristotels, dan lain sebagainya.
Selanjutnya pada masa khalifah Al-Makmun, putra mahkota dari Khalifah Harun Ar-Rasyid, perkembangan bait al-hikmah semakin pesat. semangat literasi yang digawangi oleh madzhab Mu’tazilah sebagai madzhab resmi pemerintah pada waktu itu sangat luar biasa, semangat literasi dan rasa haus akan ilmu pengetahuan menjadikan Islam sebagai pemegang peradaban dunia. sangkin majunya, pada waktu itu Bahgdad sebagai pusat pemerintahan dan kajian ilmu pengetahuan seperti tidak ada duanya di muka bumi ini.
Bait al-hikmah dengan semangat literasi yang menyala di dalamnya, juga merupakan lembaga pertama di dunia yang dilengkapi dengan observatium terbesar di dunia, perpustakaan, universitas dan badan penerjemah khusus. dukungan yang besar dari khalifah al-Makmun menjadikan bait al-hikmah sebagai corong peradaban ilmu pengetahuan dunia.
Dari bait al-hikmah ini juga lahir orang-orang hebat dengan semangat literasi yang sangat luar biasa, kebanyakan dari mereka adalah ulama multi talenta yang tidak hanya menguasai satu bidang keilmuan saja akan tetapi lebih dari itu. ini sepertinya mengingatkan kepada kita bahwa integrasi keilmuan itu sangat penting. tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu non agama. keduanya harus terintegrasi satu sama lainnya. lahirnya sarjana-sarjana multi talenta menjadi bukti bahwa integrasi ilmu pengetahuan itu sangat penting dan harus. ilmuwan-ilmuwan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-kindi, Al-khawarizmi, Ibnu Miskawaih, Al-Battani, Al-Biruni, Ibnu Hayyan dan lain sebagainya telah membuktikan bahwa integrasi agama dan ilmu pengetahuan mengantarkan Islam pada puncak kejayaanya dalam sejarah dunia.
Bait al-hikmah, menjadi bagian penting dalam sejarah kejayaan Islam. kehebatan cendikiawan muslim tak diragukan lagi, boleh dikatakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak lepas dari fondasi keilmuan yang telah dibangun oleh para cendikiawan muslim. meski pada ahirnya bait al-hikmah dihancurkan oleh tentara mongol, akan tetapi sumbangannya terhadap peradaban dunia saat ini. pelajaran penting bagi generasi muda islam. semangat literasi para cendikiawan muslim terddahulu hendaknya menjadi spirit untuk kembali meraih kejayaan. Wallahu a’lam…