Belajar dari sebuah Proses

Saat aku memulai tulisan ini, aku ingat satu hal, tentang salah satu dosenku yang luar biasa. Kata beliau “untuk membuat sebuah tulisan yang menarik tidak harus panjang lebar, yangkut sana nyangkut sini, tapi buatlah tulisan yang simpel padat dan jelas”. Meski pun aku sendiri tidak bisa melakukannya, ternyata susah menulis itu yah hehehehe. Tidak semudah yang aku bayangkan. Mbundelt, buntu dan lain sebagainya.

Tetapi, aku yakin doktrin ini gak berlaku buat Tom, yang baru saja memperoleh gelar Profesor dari sebuah perguruan tinggi ternama. Ah Tom memang hebat, sebagai teman aku merasa bangga. Dan semoga Tom juga tidak kecewa punya temen seperti aku. Terus apa hubungannya dengan tulisan ini??? ya aku juga tak tahu, hubungkan sendiri pake kabel UTP atau Coaxial. Hikhik

Dalam kehidupan sehari-hari manusia terkadang akan terlihat jelas mana kala sudah besar, sudah berpangkat, sudah berkedudukan, sudah berharta. Jarang yang mau melihat proses. Aku jadi teringat bagaimana, Tom dulu bekerja sangat keras demi meraih gelar sarjananya. Tom yang bukan lahir dari kalangan kaum ningrat sadar untuk diakui keberdaanya harus menjadi orang yang berada. Mungkin agak sedikit berbeda dengan Filosof Decartes dengan Cogito ergo sum, aku berfikir maka aku ada. Ternyata dalam realitasnya manusia dianggap ada mana kala telah menjadi orang besar. Waktu Tom masih sama-sama dibangku kuliah, mana ada yang mengenalnya, mana ada yang mau mengundangnya seminar kesana kemari.

Lantas apakah hasil mengabaikan proses??

jawabnya “ia” bagi orang-yang tidak menjalaninya. Tetapi akan menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi yang menjalaninya. Sedikit orang yang mau belajar dari sebuah proses panjang yang melelahkan. Ketika Sochiro Honda berada pada puncak karirnya, kesuksesan yang luar biasa, semua orang mengaguminya, semua orang memujinya, hampir semua orang menikmati hasil kerja kerasnya, tapi sedikit orang yang mau tahu, mau belajar, mau membaca proses perjalanan Honda hingga menjadi raja otomotif. Mungkin karena proses itu melelahkan, dan semua orang cenderung ingin sesuatu yang instan, abrakedabra kalau bisa. Padahal kita semua tahu bahwa sesuatu yang instan itu tidak menyehatkan. Sesuatu yang instan terkadang membuat kita malas. Sesutu yang instan cenderung meninabobokan kita, terkadang mematikan kreatifitas.

Atau mungkin kita pernah mendengar tentang Stave jobs, founder Mac yang sangat luar biasa. Pernahkah kita membayangkan bagaimana Jobs, melakukan banyak hal demi menciptakan sebuah sistem opersi yang luar biasa yang kemudian diberi nama Machintos. Dan masih banyak orang-orang hebat yang pernah menikmati diremehkan,dicemoohkan dan ditertawakan saat sedang berproses menjadi orang besar.

belajar dari sebuah proses artinya mau memahami lika liku kehidupan, sebab yang mengantarkan pada puncak kesuksesan adalah proses, tanpa sebuah proses orang tak akan mampu duduk dipuncak.

bersambung….