
Entah kenapa, kemarin dan pagi ini, aku teringat pesan salah satu Dosenku saat kuliah Studi Kritis Ilmu Kalam (lupa nama studinya,maklum faktor u kecil), ketika itu membahas tentang khawarij sebagai bagian dari firqoh dalam Islam.
Yang kerap kali dan mungkin sudah umum dibahas adalah karakteristik dan sikap khawarij dalam berteologi. Hampir semua diantara kita berkesimpulan bahwa khawarij adalah gerakan islam garis keras yang harus kita hindari.
Satu pesan menarik dari Beliau adalah bagaimana kita bisa mengambil sisi positif dari gerakan tersebut. Sekeras-kerasnya khawarij pasti masih ada sisi lembut dan positif yang bisa kita ambil. Apa itu? Semangat dan keluguannya dalam memahami ajaran Islam.
Terlepas dari pembahasan sepak terjang Khawarij, menurutku ada satu pesan moral yang sedang ditanamkan pak Dosen kepada kita selaku mahasiswanya. Pesan tersebut adalah positive tinking alias berfikir positif, ini adalah tindakan yang kelihatan mudah tetapi sangat sulit untuk dikerjakan. Lebih-lebih diera digital seperti sekarang ini.
Sambil nunggu servis motor, iseng-iseng aku lanjutkan tulisan amatir ini akh.
Menghadapi segala sesuatu dengan pikiran yang positif kata orang bijak lebih menyehatkan dan membahagiakan. Begitu juga ketika mengkaji khawarij, sekeras-kerasnya kelompok ini masih ada sisi positifnya, sebagaimana disebutkan diatas. Semangat yang begitu luar biasa itu yang patut kita contoh.
Semangat yang luar biasa tersebut jika kita tempatkan pada ranah positif tanpa memandang buruk yang lain akan sangat baik untuk ketentraman hidup beragama. Semangat untuk mengkaji dan menerapkan ajaran agama dalam setiap sendi kehidupan kita. Semangat yang dibangun dengan fikiran yang positif.
Aspek positif lain yang bisa kita ambil dari faham ini adalah keluguan dan kesederhanaan dalam hidup, khususnya dalam memahami ajaran agama. ini tidak lepas dari konteks sosial kehidupan badui yang memahami agama secara tekstual dan sedrhana.