Digital Literacy, solusi belajar di tengah pandemi (Bagian 1)

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. dalam kurun waktu antara 2015 sampai 2017 tercatat ada sekitar 132 juta jiwa penduduk indonesia yang menggunakan internet. sebagian pengguna internet di Indonesia adalah kaum muda. kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu berjam-jam dengan internet baik yang diakses lewat ponsel pintar, laptop mau pun media lain yang tersambung dengan internet.

Jumlah yang besar dengan durasi waktu yang cukup lama dalam berinternet di kalangan generasi muda seharusnya menjadi ajang untuk mengasah diri dalam bidang digital sehingga kedepannya generasi muda indonesia memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang teknologi digital. sayangnya beberapa sumber menyebutkan bahwa sebagian besar akses internet dikalangan generasi muda masih di dominasi ke arah negatif, seperti mengakses video porno, menyebar hoak, ujaran kebencian dan lain sebagainya. ini jelas menjadi PR kita kedepan. bagaimana pendidikan terintegrasi dari mulai keluarga, sekolah dan masyarakat mengarahkan dan membimbing generasi muda ke arah yang positif dalam berinternet.

Awal maret 2020, ketika covid-19 mewabah ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. tatanan kehidupan dunia tiba-tiba dipaksa untuk berubah. apa yang sebelumnya tidak atau belum terbiasa, dipaksa untuk menjadi terbiasa dalam segala lini kehidupan tak terkecuali pendidikan. di Indonesia kegiatan pembelajaran dari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi yang semula menggunakan sistem tatap muka offline, dipaksa untuk menyesuaikan keadaan darurat pandemi dengan model pembelajaran online atau daring. tentunya keadaan ini memaksa semua komponen pendidikan untuk memutar otak bagimana merancang, membuat dan mengimplementasikan pembelajaran online yang sebelumnya tidak pernah dilakukan menjadi sebuah kebiasaan baru, yang tentunya tidak lepas dari berbagai permasalahan di dalamnya.

Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya tahun 2016, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggalakan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari penerapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomer 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. dimana ada enam literasi dasar yang harus digalakan antara lain mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Salah satu literasi yang sedang digalakan saat ini, di era industri 4.0 adalah literasi digital. yah literasi digital. literasi digital sering diterjemahkan secara sederhana sebagai “Digital literacy is literacy via technology” atau membaca dengan teknologi. dengan kata lain digital literasi merupakan cara membaca dengan bantuan teknologi baik dengan cara online mau pun offline.

Paul Gilster mendefinisikan literasi digital sebagai :” the ability to understand and use information in multiple formats from a wide variety of sources when it is presented via computers» and, particularly, through the medium of the Internet” atau kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. komputer dalam hal ini sebagai bagian dari produk teknologi.

Sementara menurut Richard Lanham, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (the ability to read and write). jadi tidak hanya membaca saja akan tetapi literasi juga mencakup kemampuan untuk menulis, jika dalam dunia teknologi berarti termasuk kemampuan untuk use atau menggunakannya.

Dalam pengertian yang lebih luas sesuai dengan standar operasional literasi digital, literasi digital memiliki makna yang lebih komplek tak sekedar hanya membaca dan menulis, akan tetapi juga mencakup kemampuan untuk menggunakan, mengerjakan tugas, bekerja, kemampuan untuk mendemonstrasikan keterampilan dan lain sebagainya dengan bantuan perangkat teknologi.

Dalam dunia pendidikan kita, literasi digital mulai dikenal luas semenjak tahun 2016 dengan lahirnya Gerakan Literasi Nasional. sebelumnya mungkin masih samar-samar kita kenal. gerakan literasi lahir karena keperihatinan terhadap semangat membaca generasi muda yang mulai menurun, terutama dengan hadirnya teknologi seperti sekarang ini. padahal di era industri 4.0 ini skill digital sangat penting sekali. ini adalah tantangan besar kita. bagaimana membangun semangat literasi khususnya literasi digital yang sebenarnya secara perangkat sudah dekat dengan generasi muda kita.

Literasi digital rupa-rupanya mulai diminati ketika pandemi covid-19 melanda belahan dunia ini, tak terkecuali Indonesia. mungkin atau boleh jadi ini adalah hikmah dibalik musibah. kita jadi berkenalan dengan dunia teknologi digital. setidaknya ini menjadi sebuah solusi penting pembelajaran ditengah pandemi. semua insan pendidik berlomba-lomba memutar otak bagaimana tetap belajar ditengah wabah. pendidikan harus tetap berjalan jangan sampai kalah dan mati oleh pandemi. pendidikan ditengah pandemi justru harus melahirkan generasi yang tangguh. generasi yang selalu siap menghadapi berbagai kondisi. mampu bertahan hidup dan berkarya dalam situasi dan kondisi apa pun.

Literasi digital menjadi bagian penting pendidikan saat ini, baik guru mau pun siswa pada ahirnya sama-sama harus belajar bagaimana memanfaatkan media teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh berkencan dengan teknologi. era revolusi industri 4.0 menyediakan banyak sekali kemudahan dalam berbagai hal dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, literasi digital mencakup kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan media teknologi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Gadget, laptop, komputer dan alat teknolgi lainnya yang semula belum digunakan maksimal dalam pembelajaran, kini dituntut untuk eksplorasi lebih. berbagai website belakangan ini banyak sekali menyediakan konten-konten pembelajaran yang memudahkan siswa dan guru untuk melakukan interaksi belajar. berbagai aplikasi pembelajaran berbasis ponsel pintar juga banyak tersedia, tinggal bagaimana guru dan siswa dapat menggunakannya dengan baik. playstore di android, samsung store, microsoft store menyediakan banyak sekali aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kegiatan pembelajaran di tengah pandemi covid 19.

Berbagai website seperti bookbon, waqfea, kutubpdf,pdfdrive dan lain sebagainya banyak sekali menyediakan ebook-ebook gratis berkualitas yang dapat diunduh dengan mudah melalui perangkat digital saat ini. yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan belajar baik dipihak guru mau pun siswa. begitupun Learning management system seperti moodle, mahara, schoologia, socrates, rumah belajar, ruang guru dan lain sebagainya, menyediakan konten-konten yang dapat diakses dan dugunakan dengan mudah dalam dunia pembelajaran. ini tentunya adalah salah satu bagian penting dari literasi digital.

Bersambung….