Kenapa Harus ada Nepotisme???

Aku Jo, aku seorang pengajar disebuah sekolah di negeri atas awan. aku sudah 12 tahun lebih mengajar disini. pahit getirnya sudah pernah aku rasakan. aku masih ingat pertama kali mengajar dengan honor 160.000. dengan jarak lebih dari 20 Km dari rumah.

Mengajar bagiku adalah panggilan jiwa, jadi sekecil apa pun honor bagiku tak masalah. aku lebih senang mencari uang di luar sekolah, sebagai sales,kuli, ngojek atau yang lainnya, asal halal saja. Mengajar bukan profesi yang mudah menurutku. seorang pengajar harus selaras seirama antara perkatan dan perbuatan.

Seorang pengajar menurutku harus mampu menjadi teladan bagi siswanya, ingat teladan bukan telat an. pengajar itu harus menjadi sosok yang digugu dan ditiru. bukan sosok yang wagu apalagi saru. bukan pula sosok yang seperti gelugu (batang pohon kelapa) turu (tidur).

Bagiku tidak mudah untuk menjadi seorang pengajar. meski di negeri ini profesi sebagai pengajar sering dianggap pekerjaan yang kurang berharga. sering dinomorduakan, sering diremehkan. padahal hampir semua orang sukses di negeri ini adalah berkat tangan dingin seorang pengajar.

Belakangan ini pikiranku terusik, dengan banyaknya pengajar baru, yang notabenya adalah titipan. entah titipan saudara kepala nya, entah titipan dari para pejabat, entah pula titipan dari teman dekatnya. bagiku ini sangat tidak etis apalagi disebuah lembaga pendidikan yang wilayahnya mendidik manusia. kalau proses dilevel pendidiknya saja sudah seperti itu bagaimana nanti ke generasi penerusnya. kenapa tidak objektif saja, sesuai dengan kebutuhan dan ahlian.

Tiba-tiba aku teringat dengan seniorku sebut saja namanya Bram, Bram sekarang menjadi kepala sekolah, dulu mengajar disekolah yang sama denganku bedanya Bram adalah seorang pegawai negeri. istri bram bekerja di sebuah lembaga pemerintahan, kemudian diangkat menjadi pegawai negeri. Berbeda dengan teman yang lainnya Bram begitu mudah menjadi seorang kepala sekolah, begitu juga dengan isteri Bram yang dengan mudah mutasi sana-sini sesuai dengan keinginannya.

Usut-punya usut ternyata Bram dan Isterinya punya hubungan yang dekat dengan pejabat diatas. ah beruntung sekali ya bram gumamku. aku saja susuah banget untuk menjadi seperti itu. apalagi tidak punya koneksi sama sekali. ah dasar dunia. orang bilang ini nepotis. tapi apa daya. bukan cerita baru kali yah. semenjak dahulu kala saja sudah ada. tinggal manusianya mau bagaimana. mengenal Tuhankah atau pura-pura saja mengenal Tuhan biar kelihatan alim. ah sudahlah lupakan saja.