Mengasah Otak dengan Menulis

Salah satu kebiasaan ulama terdahulu adalah menulis. dan warisan terhebat dari mereka adalah tulisan-tulisannya. sehingga sampai hari ini kita bisa menikmati karya mereka. bayangkan saja jika nenek moyang kita tidak meninggalkan warisan tertulis. rasanya gimana gitu yah?????.

Aku pernah menulis di posting terdahulu bahwa menulis itu candu, ya candu, kaya udud atau ngopi saja yah?. candu kali ini adalah candu yang mengasyikan dan enggak merugikan hehehe. saat kita sudah terbiasa menulis rasanya memang agak hampa kalau tidak menulis. cari-cari ide, sumber referensi dan lain sebagainya. lalu merangkainya dalam bentuk paragraph demi paragrap, halaman demi halaman lama-lama menjadi bukit. hehe

Ada yang bilang menulis itu menyenangkan, mencurahkan segala ide, gagasan dan pikiran kita. apalagi kalau lagi gundah gulana hahaah bakal banyak dech yang dituangkan. memang tidak semua orang suka dan pandai merangkai kata, akan tetapi ini bisa dicoba dan dilatih secara perlahan-lahan, lama-lama kangen dan menyenangkan. ada baiknya perbanyak membaca, ya membaca apa saja, agar kita bisa terbiasa dengan rangkaian-rangkaian kata.

Ada lagi yang bilang, kalau menulis itu indah, seindah paras luna maya. menulis merupakan ajang untuk mencurhkan kreativitas. keindahan-keindahan rangkaian kata terkadang menjadi insfirasi dan motivasi buat kita. semisalnya quota-quota yang sering kita kutip buat update status di media sosial,biar kelihatan sedikit bijaksana hahhaa. ya itu lah mungkin salah satu aspek keindahan sebuah tulisan.

Bagiku juga menulis itu merupakan ajang mengasah otak, bagaimana kita bisa menulis bukan sekedar coret-coret saja tanpa makna, akan tetapi sedikit-sedikit punya makna dan pesan tersendiri baik secara eksplisit mau pun implisit. bagi orang-orang biasa seperti aku ini, menulis membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, ini semacam tantangan tersendiri. menghidupkan otak dengan membaca lalu menuangkan kembali dalam sebuah tulisan.

terkadang buntu, terhenti, butuh insfirasi atau sekedar secangkir kopi, agar otak kembali berjalan normal. lalu muncul ide-ide baru. disinilah otak kita diasah biar tajam setajam silet. memang tidak mudah, kecuali jika ada kemauan yang kuat untuk mencobanya. menulis membuat otak kita hidup, berkelana kesana kemari, mencari ide dan gagasan baru dan menuangkannya dalam baris demi baris rangkaian kata.

Menulis juga menjadi memory indah, ketika kita membaca tulisan-tulisan lama kita, seakan-akan ada nostalgia, bagaimana kita mencurahkan isi otak kita dulu, bagaimana cara kita berfikir membaca melalui rangkaian-rangkaian kata yang sudah kita tulis. terkadang ada kekonyolan tersendiri membaca tulisan-tulisan lama kita. kita jadi tahu seberapa jauh perkembangan kemampuan kita dari waktu ke waktu.

Ahirnya, Menulis melahirkan kepuasan tersendiri. yah terasa sangat puas ketika kita sudah membuat postingan terbaru. seperti menikmati secangkir kopi saja, rasanya gimana gitu. bisa memposting sebuah tulisan saja sudah bahagia. tak perlu repot-repot memikirkan siapa pembacanya. kata orang bijak, setiap pedagang ada pembelinya, begitu juga setap tulisan ada pembacanya, minimal diri kita sendiri. hehehe

Salam santun

Wallahu a’lam.