Islam dan Teori Rekonstruksi Pendidikan

Rekonstruksi sosial atau rekonstruksionisme pertama kali digagas oleh George S.Count dan Harlord Rugs pada tahun 1930. merupakan kelanjutan dari aliran filsafat progresivisme yang digagas oleh John dewey. rekonstruksi sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat baru yang adil dan makmur. membangun kembali kehidupan masyarakat untuk mencapa kesejahteraan dalam segala bidang kehidupan.

George S. Count ,dalam bukunya “Dare the schools build a new social order?” ,kegelisahannya berawal dari kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang terpuruk, masalah-masalah sosial yang bermunculan membutuhkan solusi yang tepat. menurut Count pendidikan harus mengambil peran penting dalam menjawab permasalah sosial ekonomi masyarakat. Pendidikan khususnya sekolah menjadi bagian penting dalam teori rekonstruksi sosial, pendidikan merupakan agent of change (agen perubahan).

Menurut teori rekonstruksi sosial jalur yang tepat untuk membangun masyarakat baru adalah dengan memperbaiki sistem penndidikan yang ada saat itu. bagi mereka, pendidikan harus mengacu kepada kebutuhan sosial, pendidikan tidak diadakan dengan serta merta saja akan tetapi harus menjadi problem solving bagi kehidupan umat manusia, oleh karena itu kurikulum pendidikan harus mengacu kepada kebutuhan sosial.

Kata rekonstruksionisme sendiri berasal dari bahasa inggris re dan contruct, re artinya kembali, contruct artinya menyusun, jadi secara bahasa recontruct artinya menyusun kembali (Jalalludin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, hal 118). dalam konteks filsafat pendidikan, aliran ini merupakan suatu aliran yang hendak merombak susuan lama dengan membangun kembali susuan kehidupan yang baru dan lebih modern.

Bagi aliran rekonstruksi sosial, menyelamatkan dunia adalah tugas semua umat manusia dan jalur yang paling tepat untuk langkah pertama penyelamatan dunia adalah pembinaan kembali intelektual dan spiritual dengan melalui dunia pendidikan. kurikulum pendidikan harus disusun sebaik mungkin agar menghasilkan generasi yang mampu membangun kembali dunia baru.

Secara filosofi, aliran rekontruksi sosial menghendaki dua hal pertama adalah perubahan sosial dalam artian manusia menghendaki perubahan, kedua, source of change is education , pendidikan sebagai sarana awal untuk merubah tatanan lama menjadi tatan baru dalam kehidupan bermasyarakat. sekolah menjadi agen utama dalam perencanaan yang mengarah kepada perubahan sosial. jadi sangat jelas bahwa aliran rekonstruksi sosial menitikberatkan langkah awal kehidupan masyarakat pada perubahan sistem pendidikan.

Lalu apa hubungannya dengan Islam????

Dua hal yang menarik menurut penulis, perubahan sosial dan pendidikan. dua hal yang saling membutuhkan. kondisi sosial yang baik akan mendukung pendidikan yang baik, demikian juga sistem pendidikan yang baik akan mampu melahirkan kondisi masyarakat yang baik pula.

Menurut penulis , ada satu hal yang harus diutamakan dalam pendidikan untuk masyarakat, yaitu pendidikan akhlak, atau yang sedang ngetren sekarang pendidikan karakter. Penulis sendiri lebih senang menyebutnya dengan pendidikan akhlak. nah disinilah hubungannya dengan teori rekonstruksi sosial. pendidikan akhlak sangat penting untuk menunjang perubahan sosial masyarakat. baik akhlak secara pribadi mau pun akhlak sosial.

Islam sendiri merupakan agama yang sangat memperhatikan tentang akhlak atau etika, bahkan cerminan orang beragama ada pada akhlaknya. pernah suatu ketika seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW.dan bertanya, ” Ya Rasul, apakah agama itu?” Rasulullah menjawab, “Akhlak yang baik“. kemudian ia mendatangi Rasulullah dari sebelah kanannya dan bertanya lagi, ” Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Rasulullah menjawab, “Akhlak yang baik“. kemudian ia mendatangi Rasulullah dari sebelah kirinya, ” apakah agama itu?”. Rasulullah menjawab, “Akhlak yang baik“. kemudian ia mendatangi dari belakang dan bertanya, “Apakah agama itu?”. Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “belum jugakah engkau mengerti???Agama itu akhlak yang baik. sebagai misal, janganlah engkau marah”. (Al-Targhi wa At-targhib dalam Jallaudin Rahmat, Psikologi Agama)

Dalam dialog tersebut sangat jelas, bahwa Rasulullah SAW menegaskan bahwa agama adalah akhlak yang baik, jadi jika kita merasa beragama maka sudah seyogyanya kita harus berakhlak yang baik. puncak dari orang beragama terlihat dari perilakunya. kontrolnya adalah solatnya. dalam bukunya Ibnu Athailah, Alhikam, dijelaskan bahwa Solat merupakan tempat bermunajat dan pensucian diri.

Terkait dengan pendidikan akhlak dalam Islam sebagai muara perubahan perilaku masyarakat, ada dua tokoh penting yang menurut penulis berperan dalam mengembangkan konsep pendidikan AKhlak. pertama, Ibnu Miskwaiah, nama aslinya Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad ibnu Miskawaih, tokoh kelahiran Ray 330 H. Beliau terkenal sebagai bapak filsafat etika islam. bukunya yang terkenal adalah Tahdib Al-Akhlak wa Tathir Al-A’raq.

Ibnu Miskawaih bukan hanya seorang filusuf, Beliau juga menguasai ilmu matematika,musik dan kedokteran. pemikiran utamanya adalah konsep tentang ketuhanan, konsep tentang manusia dan konsep tentang akhlak. terkait dengan akhlak Ibnu Miskawaih membaginya menjadi dua macam, akhlak bawaan dan akhlak bentukan.

Akhlak bawaan adalah karakter, watak manusia yang berasal dari bawaan semenjak lahir, bisa jadi adalah mengikuti watak kedua orang tuanya atau garis keturunananya. semua orang yang lahir kedunia ini memilik karakter dan watak yang berbeda-beda.

Sedangkan akhlak bentukan, adalah akhlak yang diperoleh manusia dari hasil interkasi di dalam masyarakat. akhlak bentukan ini yang menurut Ibnu Miskawaih bisa dilakukan di sekolah-sekolah. akhlak bisa dibentuk dengan latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan. kebiasaan yang baik dapat dibentuk melalui latihan dan pembiasaan semenjak kecil. dalam lingkup formal, lembaga semacam sekolah dapat menjadi sarana untuk pembentukan akhlak yang baik.

Kedua, Imam Ghazali, nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i, beliau lahir di Thus Iran tahun 450 H. Imam Ghazali adalah seorang filusuf sekaligus sufi berkebangsaan persia. di dunia barat beliau terkenal dengan sebutan Algazel. imam Ghazali mendapat julukan Hujjatul Islam, karena beliau kuat dalam ingatan dan bijak dalam berhujjah.

Karya-karya Imam Ghazali sangat banyak,diantaranya yang sangat fenomenal adalah Ihya Ulumudin, mungkin bisa dikatakan ini sebagai induk karyanya beliau. belakangan ini kitab ihya ulumudin dikaji secara daring oleh Gus Ulil Abshar Abdalla.

Seperti halnya Ibnu Miskawaih, Imam Ghazali juga banyak berbicara tentang akhlak. lebih-lebih diahir hayatnya beliau adalah seorang sufi. di dalam ihya ulumudin juga banyak dibahas tentang akhlak. secara sederhana menurut penulis Imam Ghazali lebih mengarah kepada akhlak tasawuf, sedangkan Ibnu Miskawaih lebih cenderung kepada akhlak falsafi. ini menurut aku, yang menarik dari keduanya. pendekatan AL-Ghazali lebih kepada Qalb (Hati) sedangkan Ibnu Miskwaih lebih ke Aql (Akal).

Kembali ke rekonstruksi pendidikan, menurut penulis langkah awal yang perlu dibenahi dalam dunia pendidikan sebagaimana yang dimaksudkan dalam teori rekonstruksi pendidikan adalah membenahi akhlak melalui jalur pendidikan. penanaman nilai-nilai moral dan etika harus didahulukan dari materi-materi pendidikan lainnya. akhlak yang baik akan mampu membawa kehidupan yang lebih baik pula.

Sekolah harus mendahulukan pendidikan akhlak kepada siswanya, mebentuk dan membangun karakter luhur, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. kalau dalam pemikiran Ibnu Miskawaih maka akhlak sosial harus dibentuk dan dibangun sedemikian rupa agar menjadi bekal hidup di dalam masyarakat. mengapa akhlak harus didahulukan dari materi keilmuan lainnya?, sebab sejatinya menurut Ibnu Miskawaih setiap bidang keilmuan mengemban misi akhlak tersendiri.

Pembinaan akhlak yang baik harus ditanamkan semenjak dini, keluarga, masyarakat dan sekolah memilik tanggung jawab yang besar dalam membangun akhlak generasinya. ini sangat penting menurutku, seberapa hebat dan pandainya seseorang jika tidak memiliki akhlak yang baik maka akan sangat berbahaya. sejarah telah mencatat bagaimana hebatnya Hitler, bagaimana hebatnya musolini, akan tetapi nilai moral dan spritual yang rendah menyebabkan ia bertindak diktator dan kejam.

Kesimpulan sederhananya, pendidikan akhlak harus didahulukan dalam merekonstruksi pendidikan sebagai jalan untuk melakukan perubahan dan penyelamatan dunia, sebelum mempelajari bidang keilmuan lainnya. lebih-lebih pendidikan akhlak sosial sebagai bekal hidup di dalam masyarakat. apa yang digagas oleh Count dan Rugg, harus didahului dengan rekonstruksi pendidikan akhlak terlebih dahulu sebelum melangkah ke wilayah yang lainnya. konsep pendidikan akhlak yang digagas oleh Ibnu Miskawaih dan Imam Ghazali dapat dijadikan rujukan untuk membina akhlak generasi muda Islam melalui jalur pendidikan, baik dalam keluarga, sekolah mau pun masyarakat.