
Tahun berapa yah ini, aku lupa, mungkin Jo masih ingat, kalau Tom aku yakin udah lupa, Tom udah jadi pejabat kampus ternama.
Sekitar 15 tahun yang lalu. Aku, Jo dan Tom sama-sama duduk bareng ngaji IT. Aku yang notabenya orang bahasa banyak belajar dari Jo yang jurusan IT, Tom sangat relijius, bisa disebut calon kyai lah waktu itu.
Catatan pentingku, aku sudah mengajak siswaku berliterasi sejak dulu, meski mungkin agak tabu difahami, maklum guru kelas kroco, kata Jack Ma “kalau masih kroco, miskin dan kismin, segala kata-kata bijaknya seperti kentut” hikhikhik bau kali ya.
Literasi itu penting, udah dari dulu keles, mestinya bukan sekedar semboyan atau apalh itu. Mestinya semua guru kaya aku yang kelas kroco, atau Tom yang kelas kakap, demen ama yang namanya literasi, tapi faktanya kadang malah sebaliknya. Menjadi guru kadang merasa sudah jago, terus berhenti membaca. Tapi aku yakin Tom masih konsisten dengan hobi literasinya, karena pejabat kampus, semoga di kampusnya Tom juga tidak dilarang bawa HP ya HP alias Handphone. Diera teknologi seperti sekarang ini, kan HP bisa menjadi media buat nge-Literasi, namanya Digital literasi, moso dilarang, enggak kan Tom?.
Kalau Jo, aku tak tahu, soalnya kadang diem-diem wae. Jo yang aku kenal dari dulu juga kategori kutu buku sih. Aku pernah membaca tulisannya yang sangat dalam dan menyentuh. Jo termasuk kategori manusia langka yang melankolis.