
Membaca beberapa tulisan di media masa sepertinya ada sesuatu yang tidak sedang baik-baik saja. Yah, kondisi dunia memang sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak masalah, ada banyak persoalan,ada banyak tragedi. Tiba-tiba saya teringat bukunya Karen Amstrong yang saya lupa judul persisnya. Dimana sejarah umat manusia penuh dengan darah. Ada yang mengatakan sejarah manusia adalah sejarah perang, sebab mayoritas kehidupan manusia dipenuhi dengan tragedi perang.
Persoalannya tidak ada manusia yang tidak persoalan atau masalah di dunia ini, tinggal bagaimana menyikapinya,bagaimana mencari solusi yang terbaiknya. Ya itu yang berat.
Saya teringat pesan salah satu biksu budha yang saya juga lupa namanya, siapa. Tenang dan tetap tenang dalam menghadapi segala persoalan hidup, jangan grasak-grusuk istilah jawanya. Tenang, tarik nafas dalam-dalam,keluarkan pelan-pelan dari hidung.
Ketika saya berada dijalan,terkadang emosi sering naik. Ada yg riting kanan belok kiri, ada juga yang mau belok tapi tak menyalakan lampu sign, akh bikin emosi yah. Pas mau nyelip jalan padat,akh sumpeg juga. Saya mencoba mengamalkan pesan sang Biksu. Tetap tenang,tenang dan tenang. Tidak perlu grasak-grusuk, santai sambil tetap waspada. Les…les….les….lancar jaya.
Dalam menghadapi persoalan hidup dengan kondisi dunia yang semakin tidak menentu, sikap tenang dan waspada sangat diperlukan. Tetap tenang sambil bersiap untuk melompat 5 kali lebih jauh. Sikap tenang menjadi otak kita terbuka untuk mencari solusi yang terbaik. Sikap tenang juga dapat menata dan mengontrol emosi kita. Sehingga dapat menemukan solusi dan jalan keluar yang terbaik.
Hidup sudah tentu banyak masalah dan persoalan. Jika tidak begitu bukan hidup namanya. Belajar bersikap tenang adalah salah satu cara untuk menghadapi kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
Banyak masalah yang melanda dunia yang terkadang tidak jelas ujung pangkalnya. Ada banyak kekacauan yang direkayasa. Waduh gaswat yah. Kesabaran dan ketenangan dalam mensikapi berbagai persoalan patut kita kedepankan, agar kondisi dunia tetap baik-baik saja.
Demikian sebuah celotehan yang tentunya sangat tidak penting,bagi umat-umat yang tidak perduli. Alias bodo amat.